Friday, January 30, 2015

Waspada Perilaku Asusila di Hari Valentine

Perilaku generasi muda kita saat ini banyak sekali yang menyimpang dari moral dan hukum agama. Salah satu diantaranya adalah semakin banyaknya remaja yang melakukan hubunagn seksual di luar nikah atau freesex. Sesungguhnya kondisi ini merupakan suatu hal yang ironis mengingat bangsa kita adalah bangsa yang beragama.
Sumber : dunia.pelajar-islam.or.id
Perilaku asusila ini umumnya mencapai puncaknya pada momen-momen tertentu seperti hari ulang tahun, peringatan tahun baru, akhir pekan, dan momen valentine day. Momen valentine day seringkali dipergunakan oleh kalangan remaja yang dimabuk cinta untuk mengumbar hawa nafsu mereka sehingga kalangan muda-muda seolah berloma-lomba melepas keperjakaan dan keperawanan mereka. Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan terus berlangsung, mengingat beberapa hari lagi akan ada moment valentine day. Orang tua harus memberikan perhatian ekstra kepada putra-putrinya agar perilaku amoral ini dapat diminalisir. Selain itu aparat juga harus proaktif untuk melakukan sweeping pada tempat-tempat yang disinyalir menjadi tempat memadu kasih para muda-mudi pada momen valentine day. Sudah menjadi kewajiban kita bersama bahwa perilaku-perilaku amoral seperti freesex ini harus diberantas, agar generasi muda kita dapat menjadi generasi yang lebih baik.

Alangkah baiknya apabila momen valentine day ini dipergunakan untuk berbagi kebahagiaan dengan saudara-saudara kita yang membutuhkan. Misalnya dengan mendatangi panti asuhan untuk berbagi cokelat. Tindakan seperti ini akan memberikan kebahagiaan untuk orang lain sekaligus menghindari perilaku-perilaku negatif pada momen valentine day.
Semoga bisa menjadi sumbangan pemikiran yang bermanfaat.

Salam sahabat IDe..!!!
Posted By : AGIL SEPTIYAN HABIB

Saturday, January 17, 2015

Asongan Pulsa

Dunia bisnis setiap waktu terus berkembang. Tingkat persaingan juga semakin meningkat. Dibutuhkan beragam kreatifias sehingga bisnis yang ada bisa terus eksis dan berkembang. Tidak terkecuali bisnis konter pulsa yang melayani penjualan kartu perdana atau isi pulang pulsa, tingkat persaingannya seiring waktu makin ketat karena berjamurnya pengguna handphone dan bertambahnya "pemain" bisnis dalam penjualan pulsa ini. Sehingga untuk terus bisa eksis dan memiliki jangkauan pasar yang luas memerlukan keuletan dan tentunya pengelolaan bisnis yang kreatif. 

Sehubungan dengan hal ini kami ingin berbagi ide kepada sahabai ide sekalian terkait bisnis pulsa ini. Bisnis "asongan pulsa". Bisnis ini salayaknya pedagang asongan yang berkeliling keluar masuk dari satu angkutan umum ke angkutan yang lainnya untuk menjajakan makanan atau jajanan, asongan pulsa juga demikian. Menjajakan pulsa dengan berkeliling "menjemput" pelanggan. Memberikan layanan "jemput bola" kepada konsumen yang sedang berada di angkutan umum dan sedang membutuhkan pulsa. Sejauh ini, yang menggeluti konsep bisnis seperti ini masih relatif jarang, karena sejauh pengalaman kami ketika sedang berada di angkutan umum kalau membutuhkan pulsa masih harus mencari konter pulsa terdekat untuk mengisi pulsa. Apabila dalam kondisi mendesak dan waktu terbatas tentunya hal ini akan sangat menyebalkan. Menurut kami ini adalah sebuah peluang usaha yang potensial untuk diterjuni.
Sumber : Tendotama.com
Seperti halnya sebuah bisnis yang ingin berhasil, tentunya kerja keras dan niatan kuat mutlak diperlukan. Rekan-rekan sahabat ide tentu saja bisa menambahkan hal-hal lain dalam implementasi bisnis ini, sehingga menjadi lebih menarik bagi konsumen dan memiliki peluang lebih besar lagi untuk berhasil. 

Semoga bermanfaat. Salam sahabat IDe..!!!
Posted By : AGIL SEPTIYAN HABIB

Tempat Sampah dalam Angkot

Dalam kesempatan kali ini kami ingin berbagi ide terkait kondisi angkutan umum kita, karena kami rasa diantara kita semua pasti pernah naik angkutan umum. Apapun jenis kendaraannya, tidak terkecuali angkutan darat seperti bus, kereta api, bajai, dan sejenisnya. Namun seringkali yang kami jumpai ketika sedang mengendarai angkutan umum tersebut rasanya sulit sekali menemukan tempat sampah. Kami rasa sebagian besar diantara sahabat ide pasti pernah mengalami hal ini. Ketika mengendarai angkutan umum seperti bus kota, dan setelah memakan jajanan yang dijajakan oleh pedagang asongan mungkin kita merasa kesulitan untuk membuang sampah pada tempatnya. Akibatnya sampah dibuang dengan seenaknya saja. Diselipkan di kursi penumpang, dilempar keluar jendela, dijatuhkan seenaknya ke lantai kendaraan, dan beragam langkah "kreatif" lainnya. Apabila kita ingin membiasakan hidup teratur tentunya kondisi seperti harus dihindari.
Sumber: Indonetwork.co.id
Terkadang kebiasaan baik seperti membuang sampah pada tempatnya ini seringkali terkendala, bukan dari kesadaran yang kurang dari manusianya, akan tetapi dari minimnya fasilitas penunjang untuk mewujudkan kebiasaan baik tersebut. Pernahkan diantara kita yang menjumpai tempat sampah khusus di dalam bus kota? Meskipun itu bus patas? Mungkin ada sebagian yang ada, tetapi kami kira sebagian besar angkutan umum kita masih menganggap sepele hal ini. Sehingga tidak menyediakan tempat sampah khusus bagi para penumpangnya.

Oleh karena iutu, kami mengajak sahabat ide sekalian untuk bersama-sama mewujudkan hal ini dalam keseharian. Terkhusus kepada bapak-bapak pemilik armada angkutan umum dan juga pihak-pihak terkait yang bertanggung jawab.

Semoga bermanfaat. Salam sahabat IDe..!!!
Posted By : AGIL SEPTIYAN HABIB

Jadwal Bersih-Bersih Keluarga

Pembelajaran yang paling baik kepada setiap individu adalah dimulai dari keluarga, sehingga untuk menanmkan perilaku yang baik kepada generasi penerus juga berawal dari keluarga. Oleh karena itu keluarga harus dioptimalkan untuk menciptakan buadaya dan perilaku yang baik bagi masyarakat kita.
Sumber :Tribunnws.com
Berkaitan dengan hal itu, kepedulian terhadap kebersihan lingkungan juga harus dimulai dan dilatih pada komunitas terkecil dari masyarakat tersebut. Budaya bersih-bersih rumah bagi sebagain besar masyarakat kita masih menjadi tanggung jawab ibu dan mungkin pembantu rumah tangga, sedangkan tanggung jawab untuk menciptakan dan menjaga lingkungan bersih ini masih minim sekali dilakukan oleh keseluruhan elemen dalam keluarga. Alangkah lebih baiknya ketika dibuatkan suatu penjadwalan bersih-bersih bagi semua orang yang berada dalam keluarga dengan tentu saja mempertimbangkan batasan-batasan tertentu seperti misalnya kakek dan nenek ataupun kerabat yang sudah berusia lanjut tidak dilibatkan. Hal ini selain tentu saja memperkuat keakraban di dalam keluarga juga memberikan pengajaran kepada anak-anak tentang kepedulian dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya. Kebiasaaan yang sudah dilakukan sejak kecil akan melekat sebagai sebuah perilaku ketika menjadi dewasa.

Dengan demikian tanggung jawab penjagaan kebersihan lingkungan bisa terus ditingkatkan karena masyarakat memiliki kesadaran masing-masing tanpa harus ditegur dan diingatkan terus-menerus. Menjaga kebersihan akan menjadi sebuah perilaku bagi masing-masing individu di dalam masyarakat. Akhirnya lingkungan yang bersih pula akan memberikan manfaat dalam menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan, apalagi dengan kondisi cuaca yang sedang dalam masa musim penghujan seperti saat ini. 

Semoga bermanfaat. Salam sahabat IDe..!!!
Posted By : AGIL SEPTIYAN HABIB

Sunday, January 11, 2015

Memperbanyak Film Cinta ala Islam

Kehidupan percintaan sebagian besar remaja di Indonesia tidak bisa dipungkiri sudah sangat dipengaruhi oleh kehidupan percintaan yang disebarkan oleh film-film cinta dari dalam dan luar negeri. Bebas berciuman, berpegangan tangan, bahkan melakukan hubungan layaknya suami istri tanpa di dahului oleh ikatan pernikahan. Kita ketahui bersama bahwa saat ini di masyarakat kita tengah terjadi krisis yang sangat berbahaya terkait dengan perilaku seksual yang melanggar norma agama dan kesusilaan. Begitu banyak remaja yang melakukan hubungan seks diluar ikatan pernikahan. Sebuah ironi untuk negara yang memiliki sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasilanya.

Sumber : id.wikipedia.org
Tentu sebagian kalangan masih ingat kisah percintaan yang tergambar dengan begitu santun dalam film Ketika Cinta Bertasbih. Bahwa cinta itu tidak akan kalah indahnya ketika dibalut terlebih dahulu dengan ikatan pernikahan. Film ini mengajarkan begitu banyak perilaku santun dan agamis dalam menjalani sebuah kehidupan percintaan. Sebuah hal yang seharusnya dicontoh oleh setiap remaja di Indonesia.

Keberadaan film-film seperti ini hendaknya diperbanyak, sehingga bisa mengalahkan dominasi film-film cinta yang mengumbar nafsu syahwat dan menjadi contoh tidak baik bagi kalangan masyarakat. Pembuat film di Indonesia hendaknya lebih bertanggung jawab dalam membuat film percintaan. Bukan hanya sekedar mengejar rating dan jumlah penonton film tersebut, akan tetapi bagimana hendaknya sebuah film bisa memberikan dampak yang baik terhadap perilaku masyarakat.

Apabila begitu banyaknya adegan-adegan di dalam film yang seharusnya hanya boleh dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah namun dilakukan oleh pasangan yang belum terikat secara resmi dianggap sebagai bagian dari sebuah seni, maka henkdanya seni tersebut juga bertanggung jawab.  

Salam sahabat IDe..!!!

Posted By : AGIL SEPTIYAN HABIB

Saturday, January 10, 2015

Publikasi Anggota Dewan Pembolos

Pemberitaan mengenai perilaku anggota dewan yang sering bolos dari tugasnya sebagai wakil rakyat tentu menjadi suatu hal yang sangat mengecewakan sekaligus memalukan. Mereka telah dipilih dan diberikan amanah oleh rakyat pemilihnya dengan harapan bisa menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin. Akan tetapi kinerja yang mereka tunjukkan sangatlah buruk dan seringkali membolos dari tugas-tugasnya seperti misalnya pada saat sidang paripurna. Hal ini terjadi tidak hanya berlaku pada wakil rakyat pada tingkat tertinggi, namun juga sampai kalangan terbawah. Sungguh merupakan sebuah ironi.
Sumber : samueledward.blogdetik.com
Masyarakat sebagai pemilih tentu memiliki hak penuh untuk mengetahui seberapa baik kinerja yang diberikan oleh para wakilnya. Namun pada saat itu hal itu masih belum optimal terjadi. Para anggota dewan yang membolos atau tidak hadir untuk menjalankan tugas-tugasnya seharusnya ditindak agar memberikan efek jera. Salah satunya dengan mempublikasikan foto, nama, serta alasan ketidakhadiran mereka dalam menjalankan tugas. Publikasi bisa dilakukan melalui media cetak maupun elektronik, sehingga masyarakat bisa mengetahui siapa-siapa saja para wakilnya yang berperilaku tidak sepatutnya. Dengan demikian masyarakat akan tahu dan bisa memberikan sikapnya terkait siapa yang benar-benar layak untuk mereka pilih dan mana yang tidak. Publikasi ini seharusnya dilakukan secara berkesinambungan agar para wakil rakyat bisa mawas diri dan malu dengan perilaku negatif mereka.

Langkah seperti ini bisa berjalan dengan baik apabila didukung oleh semua pihak, terutama oleh kalangan media yang memegang peranan terpenting dalam menciptakan tatanan negara demokratis yang produktif. 

Salam sahabat IDe..!!!

Posted By : AGIL SEPTIYAN HABIB

Sunday, January 4, 2015

Jangan Jadikan “Mawar” Korban

Setiap membaca atau melihat kasus-kasus asusila pada anak atau perempuan di media cetak maupun elektronik mengapa seringkali mempergunakan nama samaran “Mawar”, “Melati”, “Bunga” dan sejenisnya sebagai nama penyebutan terhadap korban. Saya rasa hal ini akan semakin mengindentikkan nama-nama tersebut sebagai nama korban suatu tindak kejahatan, bukan sebagai nama pemberian orang tua kepada anaknya dengan harapan anak yang mereka berikan nama tersebut menjadi pribadi yang indah seperti halnya karakter dari “mawar” tersebut.

Bukankah sebaiknya untuk menyamarkan nama korban cukup dengan menyebut salah satu huruf dari nama korban atau inisial dari korban yang bersangkutan. Karena penyamaran nama korban pada intinya adalah untuk menyembunyikan identitas dari korban, sehingga penggunaan inisial nama atau salah satu huruf dari nama korban saja sudah cukup untuk menyamarkan identitas korban. Bagaimanapun juga banyak sekali orang tua yang memberi nama anaknya “mawar”, “melati”,  ataupun “bunga”. Beberapa kali saya menjumpai teman dengan nama tersebut diledek oleh teman-temannya terkait dengan nama yang dimilikinya. Tentu hal ini sangat tidak baik untuk pribadi seseorang.
Sumber : klikpositif.com
Menjadi sangat tidak bertanggung jawab tentunya apabila media justru menjadi sarana pendidik yang kurang baik kepada khalayak, khususnya terkait pemberian image yang berkonotasi negatif terkait nama “mawar”, “melati”, maupun “bunga” melalui penggunaan nama-nama tersebut bagi korban-korban tindakan asusila yang terjadi di lingkungan masyarakat. Saya sangat berharap nama-nama tersebut bisa mendapatkan respek yang baik dari semua kalangan, termasuk juga media masa.

Salam sahabat IDe..!!!

Posted By : AGIL SEPTIYAN HABIB

Fasilitas Permainan Rakyat untuk Anak-Anak

Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, permainan-permainan tradisional atau permainan-permainan rakyat semakin jarang ditemui dalam komunitas anak-anak yang berada di suatu daerah tertentu. Hal ini mungkin disebabkan oleh semakin pesatnya perkembangan permainan modern dan juga perkembangan teknologi yang memunculkan video games, internet, playstation, dan beberapa jenis mainan lain yang menyebabkan semakin berkurangnya minat anak-anak sekarang untuk bermain dengan permainan-permainan tradisional seperti bentengan, bola kasti, engkle, dan masih banyak lagi permainan lain yang semakin hari semakin tidak diminati. Apabila hal ini terus dibiarkan, maka permainan-permainan ini akan terancam punah dan tidak bisa lagi dinikmati oleh generasi berikut. Padahal dalam permainan-permainan tradisional ini memiliki banyak manfaat, salah satunya yaitu melatih ketangkasan dari anak-anak.
Sumber : balirc.com
Menurut saya pribadi, anak-anak saat ini tidak bisa menikmati indahnya masa kecil mereka seperti halnya dahulu ketika saya masih kecil. Salah satu penyebabnya yaitu karena semakin hilangnya kesempatan bermain dengan permainan-permainan tradisional dan meningkatnya permainan-permainan modern. Oleh karena itu hal ini hendaknya ditindaklanjuti dengan memberikan fasilitas permainan tradisional kepada anak-anak, baik dengan menyediakan lahan kosong untuk tempat mereka bermain dan membuatkan sanggar khusus sebagai tempat untuk berkumpul, mengenal, dan bermain dengan permainan-permainan tradisonal. Dengan demikian minat anak-anak kita dapat terus terjaga untuk bisa melestarikan beragamnya budaya bangsa Indonesia khususnya permainan tradisional.

Sungguh ironis apabila permainan-permainan yang telah menjadi bagain dari sejarah bangsa ini harus hilang dan musnah akibat ditinggalkan oleh generasi muda kita. Mengingat bahwa negeri ini sangat kaya akan kebudayaan.

Salam sahabat IDe..!!!

Posted By : AGIL SEPTIYAN HABIB

Saturday, January 3, 2015

Update Status dengan Bahasa Sesuai EYD

Selamat Sore, Sahabat IDe..!!!

Selamat bersua kembali. Dalam kesempatan ini kami ingin sedikit mengkritisi kebisaan kita sendiri yang tanpa kita sadari sebenarnya ikut berperan serta dalam kemerosotan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Tentunya dalam masa seperti sekarang ini kita tidak asing lagi dengan media sosial seperti facebook, twitter, whats app, dan jejaring sosial yang lain. Tentunya juga kita sudah sangat sering dalam menuliskan sesuatu dalam laman jejaring sosial terkait dengan suatu hal atau perisitiwa. Apakah kita tidak pernah menyadari betapa sesungguhnya kita sudah seringkali menggunakan bahasa-bahasa alay dan tidak memperdulikan kaidah bahasa yang baik dan benar?? Kami rasa tidak peru kiranya kami menyampaikan contoh tulisan-tulisan yang kami maksud tersebut, karena pasti sudah banyak yang tahu tentang hal itu.
Sumber : endralive.wordpress.com
Fenomena penggunaan social media seperti facebook dan twitter semakin mempopulerkan penggunaan ejaan-ejaan Bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan kaidah EYD (Ejaan Yang Disepurnakan). Penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi semakin terlupakan. Kondisi demikian dikhawatirkan memberikan pengaruh buruk untuk kalangan muda negeri ini. Mengingat pengguna social media saat ini banyak yang berasal dari kalangan muda.

Penggunaan bahasa tidak standar atau tidak sesuai EYD dalam menuliskan update status seperti percampuran angka dan huruf, huruf besar dan huruf kecil, dan lain sebaginya yang dipergunakan secara terus-menerus berpotensi menjadi kebiasaan yang terus menular dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika menuliskan SMS atau pesan singkat, secara tidak sadar akan menggunakan kata-kata alay yang bisa jadi hal tersebut tidak pantas dilakukan. Yaitu ketika mengirimkan pesan singkat kepada atasan atau kepada dosen pengajar.

Kekayaan kita berupa Bahasa Indonesia seharusnya menjadi sesuatu hal yang dilestarikan, salah satunya yaitu dengan menuliskan update status sesuai dengan ejaan yang berlaku. Tentu dengan membuat susunan kata yang ringan dan mudah dipahami. Penggunaan tulisan yang sesuai EYD tidak selalu mengesankan kita ketinggalan zaman dan tidak bisa membaur dengan banyak kalangan, akan tetapi itu justru menjadi bentuk kecintaan kita pada Bahasa Indonesia.

Menjadi generasi yang melek teknologi dengan aktif pada aktivitas social media saya rasa memang perlu untuk dilakukan. Namun tetap harus menjaga kelestarian penggunaan Bahasa Indonesia yang sesuai kaidah EYD. Gaul namun tetap elegan dalam membaur melalui update status di social media.

Semoga bermanfaat. Salam sahabat IDe..!!!   
Posted By : AGIL SEPTIYAN HABIB