Kehidupan percintaan sebagian besar
remaja di Indonesia tidak bisa dipungkiri sudah sangat dipengaruhi oleh
kehidupan percintaan yang disebarkan oleh film-film cinta dari dalam dan luar
negeri. Bebas berciuman, berpegangan tangan, bahkan melakukan hubungan layaknya
suami istri tanpa di dahului oleh ikatan pernikahan. Kita ketahui bersama bahwa
saat ini di masyarakat kita tengah terjadi krisis yang sangat berbahaya terkait
dengan perilaku seksual yang melanggar norma agama dan kesusilaan. Begitu
banyak remaja yang melakukan hubungan seks diluar ikatan pernikahan. Sebuah
ironi untuk negara yang memiliki sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam
Pancasilanya.
Sumber : id.wikipedia.org
Tentu sebagian kalangan masih ingat
kisah percintaan yang tergambar dengan begitu santun dalam film Ketika Cinta
Bertasbih. Bahwa cinta itu tidak akan kalah indahnya ketika dibalut terlebih
dahulu dengan ikatan pernikahan. Film ini mengajarkan begitu banyak perilaku
santun dan agamis dalam menjalani sebuah kehidupan percintaan. Sebuah hal yang
seharusnya dicontoh oleh setiap remaja di Indonesia.
Keberadaan film-film seperti ini
hendaknya diperbanyak, sehingga bisa mengalahkan dominasi film-film cinta yang
mengumbar nafsu syahwat dan menjadi contoh tidak baik bagi kalangan masyarakat.
Pembuat film di Indonesia hendaknya lebih bertanggung jawab dalam membuat film
percintaan. Bukan hanya sekedar mengejar rating dan jumlah penonton film
tersebut, akan tetapi bagimana hendaknya sebuah film bisa memberikan dampak
yang baik terhadap perilaku masyarakat.
Apabila begitu banyaknya
adegan-adegan di dalam film yang seharusnya hanya boleh dilakukan oleh pasangan
yang sudah menikah namun dilakukan oleh pasangan yang belum terikat secara
resmi dianggap sebagai bagian dari sebuah seni, maka henkdanya seni tersebut
juga bertanggung jawab.
Salam sahabat IDe..!!!
Salam sahabat IDe..!!!
No comments:
Post a Comment